BERITA: BEASISWA KAMAJAYA - FEMI ADI SOEMPENO MEMORIAL SCHOLARSHIP (KAFE) SASAR MAHASISWA FISIP UAJY

OPINI: HADIAH HARI KASIH SAYANG

Tanggal 14 Februari merupakan hari Valentine atau hari kasih sayang. Pada hari ini orang-orang akan mengucapkan kasih sayang dan menghabiskan waktu bersama orang tersayang. Valentine bukan hanya hari untuk para pasangan saja. Valentine juga dapat dirayakan dengan orang tua, saudara, sahabat, dan siapa pun yang kita sayangi.

Valentine identik dengan coklat, bunga dan boneka. Ketiga benda tersebut biasa dijadikan sebagai hadiah untuk diberikan sebagai tanda kepedulian dan kasih sayang. Selain ketiga kado tersebut, banyak juga yang memberikan jenis kado lainnya, yang kreatif dan penuh makna bagi yang menerima. Mendapat hadiah tentunya menjadi hal yang menyenangkan bagi penerima. Namun, begitu juga dengan pemberi. Melihat wajah bahagia dari penerima bisa menjadi sebuah kesenangan bagi pemberi.

Klik untuk membaca Opini selengkapnya.

LENTERA ATMA: HIDUP BUKANLAH PERLOMBAAN

Semua orang pasti ingin mencapai kesuksesan. Berbagai macam usaha pun kita lakukan demi berusaha mencapainya. Namun terkadang kita terlalu fokus ingin mengejar kesuksesan hingga mengorbankan waktu hingga bahkan kesehatan.

Saat ini banyak orang hebat yang sudah mencapai kesuksesan di usia muda. Hal ini disiarkan oleh media, televisi hingga media sosial. Seolah-olah mereka berkata kepada kita, bahwa kita juga harus seperti ini. Namun, hidup bukan tentang mencapai kesuksesan lebih dulu dari orang lain.

Melangkahlah dengan kecepatan sendiri. Tiap orang memiliki hidup yang berbeda, Tak perlu tergesa-gesa mencoba mengejar langkah orang lain. Bekerja keras memang bagus, namun tetap harus mementingkan kesehatan. Perlu kita ingat, hidup ini bukanlah perlombaan. Kita hidup untuk diri sendiri, bukan untuk menunjukkan kepada orang lain tentang keberhasilan kita.

Klik untuk membaca Lentera Atma selengkapnya.
 

CORETAN MAHASISWA: “SARUNG JAGUNG” ALANGANKU TAN KEROSO ABOT

Rahayu, perkenalkan aku bocah desa yang diberi nama Titis Luhur Pambudi oleh kedua orang tuaku, aku anak desa di sebuah kabupaten yang sering disebut Blora, yang memiliki bapak seorang guru SMP dan ibu rumah tangga dengan satu kakak perempuan di dalamnya. Aku anak kampung yang bercita-cita menjadi seorang Arsitek hebat yang mampu membangun kota yang kucinta ini.

Di tengah perjalananku menggapai cita-citaku, aku dihadapkan dengan sebuah “alangan” yang artinya cobaan dari Tuhan, yakni bapak yang bertekat menyekolahkan aku menderita sakit diabetes yang cukup parah, yang membuatku berpikir dua kali untuk melanjutkan pendidikanku ini, saat itu aku berdoa dengan sepenuh hatiku, aku masih ingat betul kalimat yang aku ucapkan kala itu “Duh gusti kang wenang murwo jagat, paringono dalem dalan kangge ngudari reribeting gesang kulo duh Gusti” yang artinya ...

Klik untuk membaca Coretan Mahasiswa selengkapnya.